pionnews.com – Rabu 23 Juli 2025, bertempat di kawasan ikonik God Bless Park, Badan Kerja Sama Antar Umat Beragama (BKSAUA) Kota Manado menggelar kegiatan Tatap Muka bersama jajaran Polresta Manado, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta pemuda lintas agama dari seluruh penjuru Kota Manado.Kegiatan yang mengusung semangat menjaga Kamtibmas dan memperkuat kerukunan antarumat beragama ini dibuka secara resmi oleh Asisten I Setda Kota Manado, Julises Oehlers.

Dalam sambutannya, Oehlers menekankan pentingnya keterlibatan lintas sektor untuk menjaga stabilitas sosial, khususnya dalam menghadapi tantangan dinamika sosial yang kian kompleks.

Kota Manado terus berkembang sebagai kota yang maju dan toleran. Tapi tantangan sosial juga semakin beragam. Karena itu, keterlibatan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemuda sangat penting untuk menangkal potensi gangguan keamanan dan ketertiban, “ujar Oehlers.

Dalam sesi diskusi, Kasat Intel Polresta Manado memaparkan fenomena sosial di kalangan pemuda yang kini menjadi perhatian. Ia menjelaskan bahwa pemuda terbagi dalam dua kelompok, mereka yang aktif dalam kegiatan sosial dan mudah diajak berdiskusi, serta kelompok yang tertutup dan kerap menjadi sasaran penyalahgunaan alkohol, ehabon, bahkan kekerasan.

Banyak dari mereka berasal dari keluarga broken home, dan mencari jati diri di jalan yang salah. Mereka perlu didekati dengan pendekatan spiritual dan sosial. Pemuda seperti inilah yang harus menjadi fokus mitigasi kita bersama,”tegasnya.

Ia juga mengangkat isu tentang “dua dunia” yang kini dijalani anak muda dunia nyata dan dunia media sosial yang kerap menjadi sumber provokasi, teror digital, dan penyebaran isu negatif. Untuk itu, peran tokoh masyarakat dan pemuda dalam literasi digital juga menjadi sangat vital.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Manado menyampaikan data kriminalitas yang terjadi sejak Januari hingga Juli 2025. Tercatat lebih dari 2.500 kasus masuk sebagai laporan dan pengaduan, terdiri atas pencurian, KDRT, pelecehan seksual, penipuan, dan lain-lain.

Polisi baru bisa bertindak jika sudah ada pidana. Karena itu, mencegah jauh lebih baik. Maka sinergi dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama menjadi sangat penting,”ujarnya.

.

Kasat Bimas dan Kasat Lantas juga turut menyampaikan peran masing-masing dalam menciptakan lingkungan yang aman dan tertib, termasuk pembinaan masyarakat serta edukasi hukum.

Kabag Kesra Pemkot Manado, Otniel Tewal menyampaikan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Peran tokoh agama sebagai pembina umat sangat menentukan dalam menjaga Kota Manado tetap aman dan harmonis.

Sebelum pelaku pelanggaran ditangani polisi, harapannya para tokoh agama sudah lebih dulu mendekati dan membina mereka. Ini bentuk tanggung jawab spiritual yang sangat penting, ” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa kegiatan tatap muka ini merupakan program berkelanjutan yang akan digelar di 11 Kecamatan di Kota Manado sebagai bagian dari pendekatan berbasis wilayah untuk menangani permasalahan sosial dari akar.

Dalam sesi dialog, para tokoh agama dan tokoh pemuda saling berbagi pandangan dan pengalaman dalam menangani masalah sosial, termasuk upaya menarik kembali pemuda-pemuda yang “hilang” ke dalam kegiatan-kegiatan positif.

Ketua BKSAUA Kota Manado, Pdt. Judi Tunari, M.Th, turut menegaskan pentingnya peran tokoh agama dalam memberikan pembinaan yang berkelanjutan kepada masyarakat sebagai langkah preventif untuk mencegah keterlibatan warga dalam masalah hukum.

Para tokoh agama memiliki peran yang sangat strategis, bukan hanya dalam membina umat secara spiritual, tetapi juga dalam membentuk karakter dan kesadaran hukum di tengah masyarakat. Lewat mimbar keagamaan dan pendekatan personal, kita bisa menyampaikan nilai-nilai moral, toleransi dan tanggung jawab sosial agar umat tidak mudah terjebak dalam tindakan yang melanggar hukum, ” pungkasnya.

Kegiatan ditutup dengan komitmen bersama untuk menjaga kerukunan antarumat beragama, menangkal isu-isu negatif di masyarakat dan media sosial, serta memperkuat solidaritas lintas iman demi terciptanya Manado yang aman, rukun, dan damai.

Turut hadir dari FKUB Kota Manado serta jajaran Pemerintah Kecamatan Sario.