pionnews.com – Tumpukan sampah mulai terlihat di sejumlah jalan protokol di Kota Manado setelah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumompo diboikot oleh warga yang menolak pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).

Aksi pemblokiran yang berlangsung sejak Selasa (23/9) kemarin hingga hari ini membuat pelayanan persampahan di kota terganggu.

Puluhan kendaraan pengangkut sampah milik Pemerintah Kota Manado tak bisa beroperasi. Truk-truk tersebut terpakir di depan TPA karena tidak dapat masuk untuk melakukan pembuangan.

Dampak sosial mulai dirasakan masyarakat. Selain mengganggu kenyamanan karena bau menyengat, aktivitas ekonomi di pasar dan pusat perbelanjaan ikut terganggu.

Pedagang mengeluh karena lingkungan kotor. Warga juga khawatir kondisi ini bisa memicu penyakit, terutama di musim hujan.Sejumlah warga menyampaikan keluhan atas kondisi ini.

Mereka meminta pemerintah bersama pihak kepolisian segera mengambil langkah tegas agar pelayanan kembali berjalan normal.

Kalau begini terus, sampah akan menumpuk di mana-mana. Pemerintah harus cepat bertindak, jangan sampai masalah ini berlarut-larut,” kata Rudy, warga Wenang.

Hal senada diungkapkan Maria, warga Tikala. Ia menilai dampak sosial akibat penutupan TPA sangat luas dan langsung dirasakan masyarakat.

Ini menyangkut hajat hidup banyak orang. Kami berharap aparat bisa menertibkan situasi, karena masyarakat yang jadi korban,” ujarnya.

Warga berharap permasalahan ini segera diselesaikan agar sampah tidak semakin menumpuk dan menimbulkan masalah kesehatan maupun lingkungan.