pionnews.com – Dari balik tembok tinggi dan jeruji besi, suara harapan untuk negeri justru menggema. Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Manado, Minggu (31/8/2025), menggelar doa bersama lintas agama.
Kegiatan ini menjadi wujud nyata solidaritas spiritual, kepedulian, dan cinta tanah air dari mereka yang menjalani hari di balik rutan.
Doa bersama ini merupakan tindak lanjut dari edaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) yang menginstruksikan seluruh jajaran pemasyarakatan di Indonesia untuk menggelar doa serentak demi keselamatan bangsa.

Di Rutan Manado, warga binaan dan pegawai beragama Islam berkumpul di Masjid At-Taubah, sementara umat Kristen melaksanakan doa di Gereja Abigail. Meski terpisah ruang, mereka dipersatukan oleh semangat yang sama, berharap Indonesia tetap kuat menghadapi berbagai tantangan, hidup dalam kedamaian, dan pulih dari segala ujian.

Kepala Rutan Kelas IIA Manado, Ady Kusuma Wardana, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan bagian penting dari pembinaan keagamaan yang membentuk empati sosial dan nilai kebangsaan.
“Negeri kita sedang menghadapi banyak ujian. Dari sini, kami percaya bahwa doa adalah cara paling tulus untuk berkontribusi. Baik pegawai maupun warga binaan, semua menyatu dalam harapan, Indonesia yang lebih baik,” tutur Ady Kusuma dengan penuh haru.
kita sedang menghadapi banyak ujian. Dari Suasana doa berlangsung khidmat, tertib, dan penuh persaudaraan. Sejenak, sekat antara petugas dan warga binaan seolah melebur dalam lantunan doa.
Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa pemasyarakatan bukan hanya ruang hukuman, melainkan juga ruang pembinaan, tempat tumbuhnya kepedulian, toleransi, dan kekuatan batin.Dari balik jeruji besi, doa mengalir untuk negeri.
Sebuah pesan sederhana namun mendalam: meski dalam keterbatasan, cinta kepada Indonesia tak pernah padam.
Tinggalkan Balasan